Semua berawal dari mimpi, dari kisah
saat masih kuliah , menuliskan 100 target mimpi yang ditulis pada sebuah karton
besar dan ditempel di dinding kamar kos. Salah satunya target mimpi menulis
buku. Hari demi hari satu per satu impian itu terwujud. Setiap ada satu mimpi yang terwujud
langsung dicoret dari daftar agar punya ruang untuk mimpi –mimpi baru. Semakin
lama semakin banyak mimpi yang dicoret karena Sang Maha Kuasa telah
mewujudkannya.
Begitulah awal kisah Bu Ditta
Widya Utami,Narasumber hebat di Kelas Belajar Menulis Online Gelombang 15 bersama
Om Jay dan PGRI , Bu Ditta adalah Guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang Jawa Barat , Guru Muda Kelahiran Subang 23 Mei 1990 ini mempunyai 100 Target Mimpi dan diantara mimpi itu salah satunya
menulis buku
Sepuluh Tahun kemudian setelah kuliah , Bu Ditta aktif dalam
kepanitiaan Workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kabupaten
Subang , dan hasil workshop diabadikan dalam buku “Jejak Langkah Guru Subang ” yang menjadi karya Bu Ditta sebagai
penyunting Buku antologi praktik terbaik para guru di Kabupaten Subang . Selanjutnya Bu Ditta ikut menulis dalam buku
antologi bersama komunitas –komunitas literasi yang beliau ikuti.
Masih dalam kesibukannya ,Bu
Ditta berhasil menulis Buku Solo pertama bertajuk “Lelaki di Ladang Tebu “ sebuah Buku yang berisi kumpulan cerpen
pendidikan diambil dari kisah nyata , kisah-kisah para siswa yang menjadi guru
kehidupan baik dengan sifat baik atau sebaliknya , mampu memberi inspirasi dan pelajaran
yang berarti dalam hidup
Berliterasi tak pernah henti,
berlanjut ikut kelas menulis Om Jay di Gelombang 7 , mengambil banyak manfaat
dan semangat dari Narasumber hebat
seperti Om Jay Guru Blogger Indonesia yang selalu menginspirasi dengan
kalimat “menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”, menjadi
penyemangat bu Ditta untuk terus menulis, terlebih ketika mendapat hadiah
kejutan dari Om Jay PGRI dan KSGN berupa paket Kurma Ruthob dari hasil tulisan
terbaik, mendapat hadiah buku dari PGRI dari tulisan resume terbaik . Semua
tertulis indah terabadikan di Bognya Bu Ditta https://dittawidyautami.blogspot.com
yang selalu menjadi Ruang Inspirasi
Tak berhenti sampai di situ, melalui
group menulis bersama Om Jay dan PGRI, Bu
Ditta kembali ikut menulis Buku karya bersama
Ibu Kanjeng, Pak Brian dan guru blogger lainnya dalam buku “Pena Digital Guru Milenial” Buku Antologi 43 penulis yang mengurai
kisahnya masing-masing sebagai guru sekaligus blogger. Buku Inilah autobiografi
para guru blogger
Dan yang spektakuler, menerima
tantangan Prof. Eko Indrajit untuk menulis
buku dalam seminggu dan menghasilkan Buku Mayor Pertama “Menyongsong Era Baru Pendidikan “.
Sebuah buku yang lahir dari buah
pikiran yang luar biasa. Prosesnya juga
luar biasa, diawali dari memilih tema yang ada di channel youtube Eko Channel
kemudian mengirimkan judul beserta outline buku kepada Prof. Eko. Setiap hari
menulis satu Bab hingga selesai satu minggu. Selanjutnya tinggal bimbingan dan
proses editing dimana para penulis yang berjumlah 20 orang tergabung dalam satu
group dan ada 9 orang yang akhirnya misi
menulis buku bisa sampai diterbitkan. Melalui masa bimbingan yang sistematis melalui
WA Group , google meet dan zoom untuk mempresentasikan naskah masing-masing penulis , bimbingan teknis jadwal pengiriman
naskah ke penerbit jadwal meeting dengan
penerbit dan sebagainya . Tentunya saat
pengumuman tiba dari semua naskah yang masuk masih ada yang harus revisi minor,
revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Naskah bu Ditta termasuk yang
langsung diterima. Inilah karya luar biasa Bu Ditta.
Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan dipilih dari tema UNESCO Competency Framework for teachers ,dibuat untuk memenuhi kebutuhan guru atau pendidik dimana guru dihadapkan dengan peserta didik generasi Z dan generasi A . Generasi Z yang lahir antara tahun 1995 – 2010 dan Generasi A lahir setelah Tahun 2010, dimana keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi. Maka Guru harus bisa menguasai atau minimal menggunakan Teknologi dalam Pembelajaran. Teknologi dalam proses pembelajaran juga telah menjadi kriteria kompetensi pedagogi dan profesional seorang guru. Selain itu adanya pandemi Covid 19 mengharuskan seorang guru untuk mulai menggeser proses pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran inovatif yang salah satunya memanfaatkan teknologi informasi.
Buku Menyongsong Era Baru
Pendidikan ibarat appetizer (hidangan
pembuka) dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum
hidangan utama (main course) dinikmati. Suguhan yang terkandung dalam buku ini
diharapkan mampu meningkatkan semangat para guru untuk mengembangkan
kompetensinya dibidang teknologi
informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran .
Rasa Optimis menyongsong era baru pendidikan dimana semua akses bisa didapat
dengan mudah , Kapan saja, dimana saja, oleh dan dengan siapa saja.
Dalam sesi tanya jawab bu Ditta menjelaskan
bahwa literasi Teknologi Informasi ada
dalam buku Menyongsog Era Baru. Teknologi itu cepat perkembangannya pembelajaran
akan kondusif apabila siswa dan guru sama-sama memahami teknologi . Apapun
teknologinya sebisa mungkin harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna.
Dalam kesibukannya menulis dan
menerbitkan buku tidak membuat Bu Ditta lalai menjalani perannya sebagai ibu
rumah tangga ,mengatur waktu dan memberikan suasana rumah dengan senyum dan
bahagiakan keluarga. Membagi waktu untuk berliterasi, untuk anak serta suami
dengan tetap membangun konsistensi diri dalam niat menulis. Karena apa yang
kita tulis bagaimana gayanya, isinya tergantung dari niatan menulis. Apakah
untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah pikiran atau memenuhi kebutuhan.
Teruslah
memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam Setiap hal yang kau lalui,
dan untuk setiap waktu yang kau miliki
Sebutir pasir yang banyak dijumpa
(Ditta Widya Utami
)
Cetar membahana. Keren tulisannya renyah terbaca.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung Pak D Antok, tulisan Pak D Antok juga cetar membahana, mantap pokoknya ...
HapusJudulnya Cakeepppp banget...
BalasHapusIsinya juga padet, sehingga garing membacanya
(gak mau kalah dengan renyahnya Pak D)....
Heheheheheh
Salam Literasi
Terima kasih sudah mampir Bang Indra Keren, selalu keren sepanjang masa... Salam Literasi
HapusTulisan tentang sebuah kisah yg enak untuk dibaca. Mantuul.
BalasHapusTerima kasih bu Hayati sudah mampir, ditunggu kolaborasinya menerbitkan buku sama saya,satu kabupaten satu misi , oke
HapusTulisan yang elok dan asyik dibaca. Lanjut pak Etik, salamliterasi
BalasHapusTerima kasih Pak Yoyon Supriyono telah berkunjung, Salam Literasi
HapusTulisannya apik, pam Etik. Saya suka membacanya
BalasHapusTerima kasih Bu Jamila sudah BW, nanti saya BW Balik biar apik, he he..salam literasi
HapusCetar Pak Etik. Terima kasih atas resumenya.
BalasHapusCetar 100 Kali untuk Bu Ditta,Teman dan sekaligus Narasumber yang hebat, Kita sama bergabung di Gelombang 7 , penuh dinamika dan cerita luar biasa, Semoga selalu sehat ya Bu.. Salam Untuk keluarga
HapusBagus Pak, keren Blog nya
BalasHapusTerima kasih bu Santi,tulisan bu Santi juga keren..sudah terbukti
HapusDikemas dengan cantik ya, secantik narsumnya Yang buat resume memang hebat
BalasHapusTerima kasih Bunda,sudah singgah. Salam Literasi
HapusJelas padat dan lugas..
BalasHapusTerima kasih sudah BW, nanti saya BW balik, salam literasi
HapusJangan mikir hadiah, karena yang mikir siapa bakal diberi hadiah adalah "Panitia". Selamat buku Era Baru-nya. Saya ngiler buku yang sampeyan pegang di IG nya Bu Ditta.
BalasHapusBetul Pak
HapusBetul Pak D Antok,buku Lelaki di Ladang Tebu sangat menginspirasi
HapusJudul mantul. Isi sangat berisi dan menginspirasi. #SalamLiterasi
BalasHapus👍👍
BalasHapusKeren blog nya Pk
BalasHapusSalam literasi 👍
Terima kasih bu sudah berkunjung, Salam literasi
Hapus