Powered By Blogger

Sabtu, 06 Februari 2021

Gerakan Guru Menulis

 


Menulis, hendaknya melekat pada seorang guru. Aktivitas menulis pada dasarnya sudah dilakukan seorang Guru tetapi faktanya budaya literasi menulis masyarakat di Indonesia masih rendah termasuk kaum Guru. Sebenarnya menulis merupakan aktivitas yang menyenangkan kalau sudah dibiasakan . Sebagian besar orang tidak menyadari betapa pentingnya tulisan. Bukankah Ilmu dan Pengetahuan yang kita dapat salah satunya berasal dari Tulisan  ?

Guru merupakan salah satu profesi yang dituntut untuk memiliki keterampilan menulis dan dituntut untuk mampu membuat karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat penilaian dalam kenaikan pangkat. Karya tulis ini bisa berupa Laporan penelitian , kaya tulis , artikel ,diktat, buku, modul, jurnal dan publikasi ilmiah yang sejatinya bertujuan untuk menyampaikan gagasan, penyumbang cakrawala ilmu pengetahuan menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau hasil penelitian. Guru harus terus menerus melakukan penelitian dan menuangkannya dalam tulisan.

Namun faktanya, bagi para guru membuat tulisan ilmiah dianggap susah. Alasan klasik yang sering muncul adalah karena terlalu banyak tugas dan urusan yang dikerjakan oleh guru. Hal inilah yang membuat sulitnya guru naik pangkat dan selalu mentok di pangkat golongan IV/a.

Dari sekitar 2,7 juta guru di Indonesia , sedikitnya 345 ribu guru berada pada golongan IV/a. Namun dari jumlah tersebut hanya sekitar 2.000 guru yang bisa naik golongan IV/b ke atas. Selebihnya berada di golongan IV/a. Guru harus mampu mengumpulkan angka kredit dari unsur pengembangan profesi yang diperoleh dari Menulis karya tulis ilmiah berupa penelitian, karangan ilmiah, tulisan ilmiah populer, buku, modul.

Menulis terkesan sulit padahal sangat mudah bila dibiasakan dari sekarang, terkesan sulit karena tidak mau memulai menulis, mulai dipaksa menulis, mulai kerja keras membiasakan dan melatih diri serta tidak berharap cara instan untuk melakukannya. Parahnya jika ada jasa penjual karya tulis ilmiah dan guru-guru ingin menggunakannya.

Atas dasar itulah maka dibutuhkan Gerakan Guru menulis. Guru harus menjadi garda terdepan mengkampanyekan dan menerapkan Gerakan Guru Menulis yakni gerakan dalam upaya menumbuhkan budaya menulis . Program satu hari satu  tulisan bagi semua guru perlu diterapkan agar guru semakin produktif.

 Bagaimana memulai Gerakan Guru Menulis ?

Sering kali guru mengeluh dan berkata “ saya tidak bisa menulis” atau “menulis itu sulit” . Sesungguhnya itu adalah  alasan atas kemalasan para guru. Bagaimana mungkin tidak bisa menulis padahal sudah banyak teori bahkan mengajarkannya pada peserta didik. Guru juga pada hakikatnya sudah bisa menulis setiap hari yaitu menulis RPP dan Jurnal Harian pembelajaran.  Itu salah satu modal dan bukti bahwa guru bisa menulis.

 Guru harus keluar dari zona nyaman.

Sebagai guru, kita harus mengubah pola pikir bahwa tugas  guru bukan hanya sekedar mengajar dan mendidik saja tetapi punya tanggungjawab membuat tulisan atau karya tulis yang bisa digunakan oleh generasi masa depan. Oleh karena itu sudah saatnya guru mulai aktif menulis. Contohnya menulis pengalaman mengajar di kelas dan tentang kejadian –kejadian di sekolah, di rumah dan dimana pun. Cepat atau lambat kebiasaan kita akan menulis cerita hidup akan mengasah keterampilan menulis dan semakin kompeten dalam menulis. Maka guru harus keluar dari zona nyaman yaitu dengan membuat tulisan. Seperti kalimat bijak :

Satu peluru dapat menembus satu kepala, tapi satu tulisan mampu menembus jutaan kepala manusia yang membacanya

Menulislah sekarang, tidak ada kata terlambat selagi kita punya tekad dan niat.

 Manfaatkan Potensi Kebaikan Tulisan

Allah memberikan setiap dari kita  3 potensi kebaikan yaitu perbuatan, lisan dan tulisan. Perbuatan dan lisan banyak yang sudah melalukan tetapi potensi tulisan banyak yang mengabaikan. Banyak manfaat yang didapat dari menulis yang dilakuakan guru diantaranya meningkatkan kualitas diri,  menjaga kemuliaan guru di mata siswa karena guru yang menulis di mata siswa  adalah guru yang luar biasa dibandingkan menjadi guru yang biasa-biasa saja. Dengan menulis juga menambah point untuk kenaikan pangkat, menambah karya , memberikan inspirasi dan motivasi, membuka pintu kolaborasi antara pembaca dan penulis, serta memperluas manfaat belajar dan ilmu pengetahuan.

Gerakan Guru Menulis harus terus digaungkan, dipraktekan dan dibudayakan sejalan dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada April 2016  di Jakarta yaitu Gerakan 1.000 Guru Menulis.  Gerakan Menulis juga selalu dikampanyekan terus oleh berbagai komunitas penulis , komunitas sejuta guru ngeblog, dan komunitas lainnya yang mengajak guru untuk terus menulis. Ayoo Para Guru .. saatnya mulai menulis, menulis dan menulis !!

 

 Artikel ini diikutkan Lomba Blog PGRI  (tanggal 1 s.d 28 Pebruari 2021)

 Nama Penulis :

ETIK NURINTO, S.Pd.SD

NPA PGRI : 12120600251

No. WA : 083134609000

Guru SDN Pabuaran

Kecamatan Bantarbolang

Kabupaten Pemalang


4 komentar:

Kata Pengantar Buku The Power of Blogger Teacher

  KATA PENGANTAR Wijaya Kusumah, M.Pd. (Om Jay) Guru Blogger Indonesia Bulan Pebruari 2021 adalah bulan diadakannya Lomba Menulis PGRI, deng...